Seorang wisatawan perempuan asal Tiongkok meninggal dunia saat mengalami masa inap di sebuah hostel di kawasan Canggu, Kuta Utara, Bali. Kejadian tersebut mengundang perhatian, terutama karena enam pengunjung asing lainnya juga mengalami gejala serupa, seperti mual dan diare, diduga akibat keracunan makanan.
Peristiwa tragis ini terjadi Selasa (2/9) sekitar pukul 13.00 WITA dan mendapat perhatian dari pihak berwenang. Dengan six wisatawan yang mengalami gejala mirip, penyelidikan kini dilakukan untuk memastikan penyebab serta faktor-faktor yang terlibat dalam insiden tersebut.
Menurut Aiptu Ni Nyoman Ayu Inastuti, yang menjabat sebagai PS Kasubsipenmas Sihumas Polres Badung, laporan kematian datang dari staf hostel. Korban, Deqing Zhuoga, ditemukan dalam posisi tengkurap di kamarnya dan telah meninggal saat pemeriksaan dilakukan oleh tim medis.
Rincian Kejadian dan Penemuan Korban
Petugas keamanan hostel menyatakan bahwa mereka menemukan korban sekitar pukul 11.00 WITA, ketika ada laporan bahwa Deqing belum melaksanakan check out. Pada saat ditemukan, meskipun denyut nadinya masih ada, korban sudah tidak bernafas dan tampak dalam kondisi tidak stabil.
Rekan-rekan korbannya mengungkapkan bahwa Deqing sudah mengeluh sakit pada malam sebelumnya. Ia merasa lemas, mengalami sakit kepala, serta sempat muntah, meski tetap menolak makanan dan hanya meminta air untuk membantu kondisinya.
Usai berusaha mendapatkan bantuan dari klinik, Deqing kembali ke hostel dan beristirahat. Sayangnya, keadaan semakin memburuk hingga akhirnya kedengar kabar duka bahwa ia sudah tiada.
Dampak pada Wisatawan Lain dan Penanganan Medis
Setelah kabar kematian Deqing, beberapa temannya menunjukkan gejala serupa. Lei Mingmin, teman sekamar yang terbangun dengan kondisi menggigil, harus segera dibawa ke klinik dan kemudian dirujuk ke rumah sakit untuk penanganan lebih lanjut.
Tak hanya Lei, dua orang wisatawan asal Jerman yang juga menginap di kamar yang sama, Melanie Irene dan Alisa Kokonozi, turut dilarikan ke rumah sakit setelah mengalami gejala yang sama. Kematian Deqing membuat para pengunjung lainnya merasa khawatir akan kesehatan mereka.
Di kamar lain, tiga wisatawan asing lainnya juga mengalami keluhan serupa. Hal ini mendorong pihak kepolisian untuk menyelidiki terkait penyebab gejala yang terjadi, termasuk pemeriksaan lebih lanjut terhadap makanan dan lingkungan hostel.
Penyelidikan dan Hasil Awal Autopsi
Pihak kepolisian melakukan penyelidikan untuk mengetahui apakah ada unsur kelalaian atau penyebab lain di balik kematian Deqing. Meskipun hasil awal autopsi tidak menemukan tanda-tanda kekerasan, terdapat indikasi masalah serius pada sistem pencernaan korban.
Hasil pemeriksaan menemukan bercak perdarahan pada saluran cerna, bersama dengan cairan berwarna hitam kehijauan di lambung, menunjukkan kemungkinan adanya iritasi pencernaan. Penyebab kematian pasti masih dalam penyelidikan yang mendalam.
Penanganan lebih lanjut diperlukan untuk mengevaluasi apakah kondisi ini berkaitan dengan makanan yang dikonsumsi di hostel. Makanan yang tersedia pada 1 September hanya terdiri dari beberapa menu sederhana, termasuk mie goreng dan ayam lada hitam.
Tindakan Lanjutan dari Pihak Puskesmas dan Pemerintah
Otoritas kesehatan setempat bertanggung jawab untuk melakukan pemeriksaan lebih lanjut terhadap kebersihan hostel dan kualitas makanan yang disajikan. Ini termasuk analisis air dan kebersihan alat masak yang digunakan di restoran hostel.
Seluruh langkah ini diambil untuk memastikan tidak ada wisatawan lain yang terpapar dengan risiko kesehatan yang sama. Pihak berwajib di Dinas Kesehatan Badung bersama UPTD Puskesmas Kuta Utara berkolaborasi untuk menuntaskan penyelidikan ini.
Meskipun kematian Deqing diduga akibat faktor kesehatan yang sudah ada sebelumnya, langkah-langkah pencegahan dan kebersihan harus tetap diberlakukan untuk melindungi wisatawan yang datang ke Bali.
