Sinopsis Lupa Daratan Film Baru Karya Ernest Prakasa di Netflix

Film berjudul Lupa Daratan yang disutradarai oleh Ernest Prakasa hadir sebagai salah satu karya terbaru Netflix yang menarik perhatian banyak orang. Dengan mengambil tema yang dekat dengan kehidupan sehari-hari, film ini menawarkan pandangan mendalam tentang lupa akan orang-orang di sekitar kita, terutama saat kita mencapai kesuksesan.

Tokoh utamanya, Vino Agustian, diperankan oleh Vino G. Bastian, seorang aktor yang sedang naik daun. Dalam perjalanan kariernya, ia harus menghadapi situasi kritis yang menguji ego dan relasi interpersonal yang selama ini ia jalani.

Film ini menggambarkan bagaimana pencapaian kadang membuat seseorang buta terhadap kontribusi orang lain yang telah membantu mereka mencapai titik tersebut. Dengan membahas isu ini, Ernest Prakasa berharap film ini bisa menjadi refleksi bagi banyak orang.

Mengetahui Kisah di Balik Layar Film “Lupa Daratan”

Proses kreatif di balik film Lupa Daratan ternyata cukup menarik. Ernest Prakasa menciptakan premis film ini dari sebuah pertanyaan sederhana, yaitu bagaimana rasanya jika seseorang kehilangan kemampuan yang selama ini menjadi andalannya. Pertanyaan ini mengeksplorasi berbagai tema mendalam, mulai dari hubungan antar individu hingga pergeseran kepercayaan diri yang bisa berujung pada kesombongan.

Dalam konferensi pers, Vino G. Bastian menjelaskan bahwa karakter Vino Agustian sangat relatable. Banyak orang mengalami titik di mana mereka merasa pencapaian adalah hasil dari usaha diri sendiri, tanpa menyadari bahwa ada banyak pihak yang berkontribusi dalam perjalanan tersebut.

Karakter Vino menggambarkan sosok yang terjebak dalam suksesnya sendiri, bagaikan “gajah di pelupuk mata,” yang tidak bisa melihat orang-orang yang ada di sekelilingnya. Ini adalah gambaran realistis mengenai bagaimana ego dapat mengaburkan pandangan seseorang.

Penggambaran Hubungan Antar Karakter Dalam Film Ini

Seni bercerita dalam film ini dapat terlihat dari penggambaran hubungan antar karakter. Dimi, yang diperankan oleh Dea Panendra, adalah sahabat sekaligus asisten yang berusaha menjaga Vino tetap grounded. Kehadiran Dimi menjadi pengingat bahwa dalam dunia yang sibuk, tetap penting memiliki dukungan dari orang terdekat.

Di sisi lain, karakter Hasto yang diperankan oleh Emil Kusumo menambahkan kompleksitas pada cerita. Dia adalah manajer yang bisa menjadi penopang, tetapi juga berpotensi menjerumuskan. Dalam konteks ini, penonton diajak untuk mengevaluasi apakah semua orang yang dekat adalah yang terbaik untuk kita.

Agus Kuncoro juga menampilkan penampilan yang kuat sebagai kakak yang selalu ada untuk Vino, meskipun sering kali dianggap remeh. Dinamika ini menciptakan lapisan emosional yang dalam, menunjukkan pentingnya keluarga dan dukungan keluarga dalam meraih sukses.

Aspek Emosional yang Menghiasi Narasi

Ernest Prakasa memperhatikan aspek emosional sehingga penonton dapat merasakan setiap momen dalam film dengan lebih mendalam. Dia memilih untuk tidak melatih adegan emosional saat reading, agar momen tersebut tetap organik dan tidak kehilangan keaslian saat syuting.

Keputusan ini memperlihatkan betapa pentingnya autentisitas dalam akting. Dalam pandangannya, saat aktor merasakannya untuk pertama kali dengan kamera menyala, maka emosi yang dihasilkan akan jauh lebih kuat.

Film ini menjadi bukan hanya tentang aspek komedi atau hiburan semata, melainkan juga tentang menggugah kesadaran tentang hubungan interpersonal. Penonton dalam perjalanan cerita ini diingatkan akan pentingnya menghargai mereka yang selalu ada di sisi kita.

Pesan Mendalam di Balik Tawa dan Drama

Lupa Daratan mengajarkan bahwa kesuksesan, meski menjadi sesuatu yang diimpikan banyak orang, dapat membawa kita jauh dari realitas. Ketika kita sibuk menatap ke arah atas, kita sering kali melupakan mereka yang berdiri di samping kita, menunggu untuk diakui.

Film ini bukan sekadar sebuah drama komedi tentang industri hiburan, melainkan juga sebuah pengingat untuk semua orang. Seberapa tinggi pun kita terbang, kita tetap perlu membawa serta mereka yang telah membantu kita meraih kesuksesan.

Dengan tayangnya film ini di Netflix pada 11 Desember 2025, diharapkan banyak penonton akan mendapatkan inspirasi dan pemahaman baru tentang arti kesuksesan dan hubungan antar manusia. Ini adalah pelajaran berharga bahwa kita semua membutuhkan satu sama lain, dalam suka maupun duka.

Related posts