Jafar Panahi Berkomentar Setelah Dijatuhi Hukuman 1 Tahun Penjara oleh Iran

Sutradara terkenal asal Iran, Jafar Panahi, baru-baru ini mengungkapkan pendapatnya mengenai vonis satu tahun penjara dan larangan bepergian yang dijatuhkan oleh pemerintah Iran atas dirinya. Tuduhan yang menimpanya berhubungan dengan kegiatan yang dianggap sebagai “propaganda” melawan negara. Dalam sebuah sesi diskusi di Marrakech Film Festival 2025, Panahi menyatakan rencananya untuk kembali ke Iran setelah kampanye Oscar film terbarunya, It Was Just an Accident.

Dalam kesempatan tersebut, Panahi menegaskan keinginannya untuk tetap setia pada negaranya meskipun menghadapi berbagai ancaman hukum. Ia mengungkapkan bahwa meskipun dihadapkan dengan pilihan sulit, ia tidak pernah berniat untuk meninggalkan Iran dan menjadi pengungsi di negara lain.

Pernyataan Panahi sangat berarti, mengingat sejarah panjangnya sebagai seorang sutradara yang berjuang melawan penindasan. Dalam perjalanan karirnya, ia kerap kali mendapatkan masalah dari pemerintah Iran akibat kritiknya terhadap kondisi sosial dan politik di negara tersebut.

Pandangan Jafar Panahi Tentang Karyanya dan Identitasnya

Jafar Panahi menyatakan bahwa bagi dirinya, negara adalah tempat terbaik untuk tinggal, terlepas dari berbagai kesulitan yang ada. Ia mengungkapkan, “Negara saya adalah tempat saya bisa bernapas dan mencari makna hidup.” Pendekatan ini menunjukkan betapa pentingnya identitas dan tempat kelahiran bagi seniman.

Film terbaru Panahi, yang terpilih sebagai perwakilan Iran untuk Oscar 2026, merupakan refleksi dari pengalaman dan pandangannya yang mendalam mengenai kehidupan. Dalam film tersebut, ia menggambarkan dinamika sosial dan psikologis yang dihadapi oleh mantan narapidana, menyoroti isu yang kerap diabaikan oleh banyak orang.

Di tengah penganiayaan yang ia alami, ketekunannya untuk berkarya menjadi salah satu contoh semangat seni yang tidak pernah padam. Panahi juga berupaya menunjukkan bahwa meski lingkungan mungkin tidak mendukung, kualitas dan etika berkarya dapat terus dijaga.

Perjuangan Panahi Melawan Penindasan

Sejak tahun 2010, Panahi telah menghadapi berbagai ancaman hukum, termasuk larangan membuat film selama 20 tahun. Namun, ia tidak menghentikan kreativitasnya. Dalam sebuah peristiwa yang tak terlupakan, ia berhasil mengirimkan film yang berjudul This is Not a Film ke Cannes dengan menyembunyikannya dalam sebuah kue, sebuah tindakan berani yang menunjukkan dedikasinya terhadap seni.

Meski menjalani hukuman singkat, Panahi tetap melanjutkan pekerjaannya, memperjuangkan kebenaran melalui film. Film berjudul Taxi yang ditayangkan pada tahun 2015 kembali memperlihatkan keberaniannya, di mana ia berperan sebagai sopir taksi yang merekam kehidupan sehari-hari di dalam mobil.

Kisah hidupnya menjadi inspirasi banyak orang, baik di dalam maupun luar Iran. Ketekunannya dalam berkarya meski mendapat tekanan dari pihak berwenang menggambarkan keyakinanya bahwa seni tidak seharusnya terkurung oleh batasan-batasan politik.

Film It Was Just an Accident dan Pengaruhnya

Film yang mengisahkan tentang mantan narapidana yang bernegosiasi untuk melakukan balas dendam adalah gambaran kuat tentang konflik moral dan dampak trauma. Panahi berhasil menyampaikan pesan yang mendalam tentang kekerasan, keadilan, dan penopang kehidupan yang sering kali terabaikan oleh masyarakat.

Penghargaan Palme d’Or di Cannes Film Festival 2025 merupakan pengakuan terhadap dedikasi dan bakat Panahi. Film ini bukan hanya sekedar karya seni, tetapi juga sebuah kritik terhadap sistem yang mengekang kebebasan berekspresi.

Sukses film ini memberikan harapan baru bagi industri film Iran, seiring banyaknya seniman lain yang juga berjuang dalam menghadapi tekanan yang sama. Karya-karya Panahi mengajak penonton untuk berpikir kritis tentang kondisi sosial dan politik di negaranya.

Related posts