Estetika Koleksi Modest Fashion dari Acara Pembuka JMFW 2026

Liputan6.com, Jakarta – Jakarta Muslim Fashion Week (JMFW) 2026 berlangsung dengan meriah, menampilkan kreasi tiga desainer dan label lokal yang unik dan beragam. Mereka berhasil menyatukan tema “The Essential Lab,” menciptakan atmosfer yang kaya akan nilai budaya dan inovasi dalam dunia mode.

Setiap desainer memperkenalkan koleksi dengan pendekatan berbeda yang mencerminkan kekayaan budaya serta keindahan estetika Indonesia. Acara ini bukan hanya menjadi panggung fashion, tetapi juga wadah untuk mengekspresikan identitas dan kreativitas melalui busana yang diusung.

Dalam pembukaannya, Dama Kara mempersembahkan koleksi “Larasmaya,” sebuah representasi harmoni antara kekuatan dan kelembutan. Menggunakan batik tradisional yang dipadukan dengan desain modern, hasilnya adalah karya yang tak hanya indah, tetapi juga berbicara banyak tentang makna dan keindahan.

Pengaruh Budaya dalam Desain Fashion Muslim

Dalam dunia mode, terutama fashion muslim, pengaruh budaya sangatlah signifikan. Desainer tidak hanya menciptakan pakaian, tetapi juga merangkai cerita serta nilai-nilai dari tradisi yang ada. Hal ini terlihat jelas saat JMFW 2026 berusaha untuk memadukan warisan budaya dengan perkembangan gaya hidup modern.

Masyarakat semakin terbuka dengan konsep hijab dan busana muslim yang stylish, menjadikan desain fashion muslim semakin inovatif. Hal ini memungkinkan para desainer untuk mengeksplorasi batasan dan menciptakan karya yang tidak hanya menarik secara visual, tetapi juga berfungsi dalam kehidupan sehari-hari.

Mengubah pandangan tentang busana muslim sebagai sesuatu yang kaku, desainer-desainer ini berusaha menampilkan kepelbagaian. Mereka menunjukkan bahwa busana tidak harus membosankan; justru, bisa sangat dinamis dan penuh warna, sambil tetap menghormati keberadaan tradisi.

Koleksi Menarik yang Dipersembahkan oleh Dama Kara

Koleksi “Larasmaya” dari Dama Kara menggabungkan elemen tradisional dan modern, yang sangat perlu diapresiasi. Terdiri dari sepuluh look dengan enam busana perempuan dan empat untuk laki-laki, setiap itemnya membawa kesan profesional. Busana ini menunjukkan betapa pentingnya menciptakan keseimbangan antara penampilan formal dan kenyamanan.

Taken dari kain batik katun dan wool, koleksi ini dirancang untuk menonjolkan keberanian dalam berekspresi. Melalui setiap lipatan dan simpul, terungkap kisah dan nilai yang dalam; kisah tentang keselarasan, keberanian, dan penerimaan perbedaan.

Desainer ingin menegaskan bahwa batik bukan sekadar fashion item, melainkan sebagai medium untuk mengekspresikan diri. “Larasmaya” mengajak setiap orang untuk merayakan budaya Indonesia dan menjadikannya bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari mereka.

Pesan Moral dalam Setiap Karya yang Dihadirkan

Dalam setiap karya yang ditampilkan, terdapat pesan moral yang ingin disampaikan oleh para desainer. “Di panggung JMFW 2026, kami berkomitmen untuk menunjukkan bahwa batik adalah warisan berharga yang juga merupakan ruang ekspresi,” kata Dama Kara. Mereka ingin mengajak masyarakat untuk menghargai dan merawat warisan tersebut melalui busana yang dikenakan sehari-hari.

Karya-karya ini lahir dari cinta dan dedikasi, baik dari para perajin maupun pengguna. Desainer percaya bahwa setiap proses pembuatan merupakan ungkapan cinta, perpaduan antara tradisi dan inovasi yang saling melengkapi.

Penting bagi kita untuk tidak melihat fashion hanya sebagai segedar pelindung tubuh, tetapi juga sebagai medium untuk berbagi cerita. Melalui busana, kita dapat menciptakan hubungan emosional dengan orang-orang di sekitar kita.

Related posts