Eva Celia merasa gembira ketika mendapatkan tawaran untuk berperan dalam film terbaru berjudul Abadi Nan Jaya. Film ini digarap oleh sutradara Kimo Stamboel dan menampilkan cerita unik tentang pengalaman hidup seorang pebisnis jamu, yang tak terduga berujung menjadi bencana akibat wabah zombi.
Bagi Eva, kesempatan untuk terlibat dalam film berlatar belakang zombi tidak hanya sekadar pekerjaan, tetapi juga sebagai bentuk kecintaannya terhadap genre horor tersebut. Dia mengakui bahwa film zombi selalu menarik perhatiannya sejak lama.
Pengalaman Menarik Eva Celia dalam Film Abadi Nan Jaya
“Saya adalah penggemar berat film genre zombi dari dulu. Ketika ada tawaran sebuah film zombi yang disutradarai Kimo Stamboel, saya langsung bilang iya,” ungkap Eva. Keputusan ini mencerminkan antusiasmenya terhadap film-film yang menampilkan pemanfaatan unsur lokal sekaligus artistik dalam penceritaannya.
Ia juga menekankan bahwa alur cerita film Abadi Nan Jaya yang terjadi di sebuah desa kecil di Jawa Tengah menjadi daya tarik tersendiri. Dalam film ini, unsur lokal seperti jamu dan tanaman kantong semar semakin menambah kedalaman cerita.
Plot film ini menceritakan tentang sebuah desa yang tiba-tiba diserang oleh wabah zombi setelah seorang pebisnis jamu menciptakan jamu awet muda yang, ironisnya, justru membuat peminumnya menjadi zombi. Menurut Eva, elemen-elemen lokal inilah yang memberikan warna dan keunikan pada film ini.
Sebagai pemeran utama, Eva tak hanya berperan sebagai penampil, tetapi juga menghadapi tantangan yang lumayan berat dalam berakting. Karina, karakter yang ia perankan, adalah sosok yang sangat berbeda dengan dirinya. Eva menggambarkan Karina sebagai wanita anggun dan sopan, bertolak belakang dengan kepribadiannya yang cenderung tomboi.
Selain itu, film ini juga menampilkan konflik keluarga yang dramatis. Karina terjebak dalam dilemma emosional yang membuatnya mempertanyakan banyak keputusan, termasuk keputusan untuk menikahi ayah dari sahabatnya. “Karakternya menarik karena di balik tampilan luar yang manis, dia adalah seorang manusia biasa yang berkonflik dengan dirinya sendiri,” jelas Eva.
Tantangan dan Diskusi Karakter dalam Film
Eva mengakui bahwa tantangan terbesar dalam film ini adalah mengembangkan karakter yang multi-layer dan berwarna. “Drama dan pengembangan karakter menjadi aspek yang lebih berat untuk dieksplorasi,” jelasnya. Dia percaya bahwa perjalanan karakter Karina harus ditampilkan dengan cara yang mendalam dan realistis.
Proses pengembangan karakter ini membuat Eva harus lebih banyak melakukan riset. Dia tidak hanya mempelajari karakter dari skrip tetapi juga berinteraksi dengan orang-orang di sekitar yang memiliki latar belakang serupa. “Saya ingin realitas yang saya perankan dapat menyentuh hati penonton,” tambahnya.
Melalui pengalamannya, Eva juga menekankan pentingnya kerja sama dengan para pemain dan kru lainnya. Kolaborasi yang baik sangat membantu dalam menghidupkan dinamika cerita. Setiap aktor digali potensinya untuk memberikan yang terbaik dalam penampilan mereka.
Abadi Nan Jaya didukung oleh para aktor berbakat seperti Mikha Tambayong, Donny Damara, dan Marthino Lio. Setiap mereka membawa nuansa tersendiri ke dalam film ini, menjadikannya lebih menarik dan kompleks. Ini menunjukkan bahwa film berkualitas adalah hasil kerja tim yang solid.
Eva merasa beruntung bisa berkolaborasi dengan sutradara Kimo Stamboel. Kimo, yang dikenal dengan karya-karya horror yang menakutkan dan mendalam, memberikan panduan yang sangat berharga dalam proses syuting. “Saya banyak belajar dari Kimo tentang bagaimana menyampaikan emosi melalui visual,” katanya.
Film Abadi Nan Jaya: Arah Baru dalam Sinema Horor
Abadi Nan Jaya menjadi proyek terbaru Kimo Stamboel setelah sukses dengan film-film sebelumnya. Film ini tidak hanya menjadi film pertama yang mengangkat tema zombi baginya, tetapi juga merupakan langkah yang berani untuk mengeksplorasi genre horor dengan cara yang berbeda.
Film tersebut juga menampilkan elemen drama keluarga yang kuat, sehingga membuatnya lebih dari sekadar film tentang zombi. Latar belakang desa kecil dengan kekayaan budaya lokal menambah dimensi yang berbeda dalam penceritaan.
Saat ini, distribusi film Abadi Nan Jaya dilakukan melalui platform streaming. Film ini tayang perdana pada 26 Oktober 2025 dan siap dinikmati oleh pecinta horor. Dengan kemudahan akses, semakin banyak penonton yang dapat menyaksikan perjuangan karakter-karakter dalam menghadapi krisis yang luar biasa ini.
Di tengah perkembangan sinema Indonesia, film Abadi Nan Jaya berupaya untuk menawarkan narasi yang segar dan berbeda dari film-film horor klasik. Hal ini penting untuk mengangkat kualitas film lokal sekaligus menyediakan hiburan yang berkualitas bagi masyarakat.
Dalam film ini, penonton tidak hanya disuguhkan oleh ketegangan dan pengalaman horor, tetapi juga pelajaran tentang keluarga, pengorbanan, dan pilihan hidup yang sulit. Jadi, siapkah Anda menghadapi petualangan zombi yang menegangkan ini?
