MPR for Papua mengutuk keras tindakan kekerasan yang telah mengakibatkan tewasnya seorang guru bernama Melani Wamea di Sekolah Jhon D. Wilson, Distrik Holuwon, Yahukimo, Provinsi Papua Pegunungan. Insiden tragis ini, yang terjadi pada Jumat (10/10), memicu seruan untuk tindakan tegas dari aparat keamanan dalam menangani masalah kekerasan terhadap tenaga pendidik di daerah tersebut.
Ketua MPR for Papua, Yorrys Raweyai, mendesak agar investigasi menyeluruh dilakukan untuk mengungkap pelaku dan mencegah terulangnya kekerasan. Tanggapan cepat dari aparat sangat penting untuk menjaga keselamatan tenaga pendidik dan memberikan rasa aman di lingkungan sekolah.
“Saya meminta semua pihak, terutama aparat keamanan untuk bertindak tegas dan menyeluruh dalam расследование demi keamanan tenaga pendidik dan institusi pendidikan di Tanah Papua,” tegas Yorrys.” Situasi ini seharusnya tidak dibiarkan terjadi berulang kali.
Tindakan Kekerasan Terhadap Pendidik Tidak Dapat Diterima
Tindakan kekerasan terhadap tenaga pendidik sangat disayangkan dan tak bisa diterima dalam konteks apa pun, apalagi sampai mengorbankan nyawa. Yorrys juga mengingatkan bahwa insiden ini bukanlah yang pertama; sudah terlalu banyak jumlah tenaga pendidik yang menjadi korban kekerasan dalam beberapa tahun terakhir.
“Kejadian seperti ini menunjukkan bahwa masalah keamanan di Papua masih sangat serius dan memerlukan perhatian khusus,” tambahnya. Ia menekankan pentingnya perlindungan terhadap para pendidik yang merupakan aset bangsa.
Pemerintah dan aparat keamanan seharusnya memberikan perhatian ekstra dan tindakan preventif untuk melindungi tenaga kehilangan nyawa yang seharusnya memberikan pendidikan kepada generasi mendatang. Hal ini menjadi tanggung jawab kita semua demi masa depan yang lebih baik.
Kekerasan yang Terus Berulang dan Akibatnya
Bukan hanya kasus Melani Wamea yang harus diperhatikan, tetapi juga insiden pembakaran Gedung SMP Kiwirok yang terjadi kemudian. Insiden tersebut diduga dilakukan oleh kelompok kriminal bersenjata (KKB) dan menambah daftar panjang kekerasan di wilayah tersebut.
“Pembakaran gedung SMP Negeri Kiwirok merupakan tindakan yang sangat merugikan pendidikan di Papua,” jelas Yorrys. Dampak dari insiden semacam ini tidak hanya menghancurkan infrastruktur, tetapi juga mengganggu proses belajar mengajar.
Selain itu, tindakan ini juga menyebabkan ketidaknyamanan bagi siswa dan tenaga pendidik yang mengalami trauma akibat kekerasan. Sebuah komunitas yang sehat harus menjunjung tinggi pendidikan sebagai prioritas utama.
Pentingnya Perlindungan dan Keamanan untuk Pendidik
Perlindungan terhadap tenaga pendidik juga menjadi kunci dalam menjamin masa depan pendidikan di Papua. Tanpa adanya rasa aman bagi para pendidik, kualitas pendidikan akan menurun dan lulusan yang dihasilkan tidak akan bisa bersaing di tingkat nasional.
Yorrys menekankan, “Infrastruktur pendidikan adalah lini terdepan dalam pembangunan sumber daya manusia di Papua.” Untuk itu, setiap bentuk kekerasan harusdiatasi dengan serius agar proses belajar mengajar tidak terhambat.
Keterlibatan semua pihak, baik pemerintah, komunitas, dan individu, sangat diperlukan untuk menciptakan lingkungan yang aman bagi para pendidik dan pelajar. Masyarakat harus bersatu padu dalam melawan kekerasan untuk mewujudkan pendidikan yang berkualitas.
