Meski instalasi besar seperti di Mal Grand Indonesia menarik perhatian karena kapasitasnya yang besar, justru instalasi kecil yang mendominasi jumlah PLTS di Jakarta. Setiap tahun, menurut data PLN yang direkap pemerintah, sekitar 300 laporan pemasangan PLTS berasal dari bangunan skala kecil dan menengah, serta residensial.
Kantor sederhana atau usaha kecil mampu mencapai 20–30 kWp. Andono menegaskan, “Justru yang banyak secara itungan jumlah itu malah dari yang kecil-kecil.”
Selain kontribusi masyarakat, Pemprov DKI juga aktif mendorong penggunaan energi surya dengan memasang panel surya di 186 gedung milik pemerintah, termasuk sekolah, puskesmas, dan kantor kecamatan. Kapasitas tiap instalasi berkisar 20–30 kWp, sesuai standar bangunan publik yang mereka kelola.
“Kalau di Dinas Tenaga Kerja ini kita sudah meng-install yang kapasitasnya 20, 25, 30 kWp,” ujar Andono.
Tak hanya dari sektor publik, sejumlah kantor swasta berskala kecil juga mulai mengadopsi PLTS. Andono mencontohkan kantor-kantor kecil maupun KCP (kantor cabang pembantu) yang kini banyak memasang panel surya sebagai sumber energi tambahan.
Pentingnya Energi Terbarukan untuk Lingkungan Hidup
Pemanfaatan energi terbarukan, khususnya energi surya, menjadi solusi strategis dalam upaya pelestarian lingkungan. Energi ini tidak hanya ramah lingkungan, tetapi juga berpotensi mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil yang semakin menipis.
Salah satu dampak positif penggunaan energi surya adalah pengurangan emisi karbon. Dengan beralih ke sumber energi terbarukan, kita dapat membantu memerangi perubahan iklim yang menjadi isu global saat ini.
Pemerintah juga turut memberikan insentif bagi masyarakat yang berani berinvestasi dalam teknologi energi bersih. Beberapa program bantuan dan subsidi menjadi motivasi untuk meningkatkan adopsi energi terbarukan di masyarakat urban.
Peran Masyarakat dalam Adopsi Energi Surya
Masyarakat memiliki peran krusial dalam mewujudkan penggunaan energi surya yang lebih luas. Kesadaran dan pemahaman tentang pentingnya energi terbarukan menjadi langkah awal untuk mempercepat transformasi ini.
Kampanye sosialisasi yang melibatkan berbagai elemen masyarakat dapat membantu menyebarluaskan informasi mengenai manfaat energi surya. Kegiatan seperti seminar, workshop, dan pameran dapat menarik minat masyarakat untuk berinvestasi dalam teknologi ini.
Di samping itu, dukungan dari komunitas lokal juga menjadi faktor penentu. Ketika masyarakat saling mendukung dan berbagi pengalaman, mereka lebih termotivasi untuk memasang panel surya di bangunan mereka.
Tantangan dalam Implementasi Panel Surya di Jakarta
Meskipun ada banyak potensi, penerapan panel surya di Jakarta masih menghadapi berbagai tantangan. Salah satu tantangan utama adalah kurangnya pemahaman masyarakat mengenai teknologi dan manfaat dari energi surya.
Masalah perizinan dan regulasi juga kerap menjadi penghambat. Proses yang berbelit dapat menakut-nakuti masyarakat untuk memilih panel surya sebagai opsi energi mereka.
Selain itu, investasi awal untuk pemasangan panel surya juga menjadi pertimbangan. Meskipun biaya operasionalnya lebih rendah, namun investasi awal sering dianggap memberatkan oleh masyarakat.