Hati-Hati Meniru Diet Ketat Artis K-pop, Banyak Trainee Berhenti Datang Bulan Karena Ini

Berat badan sering kali menjadi topik yang sensitif, terutama di kalangan profesional di industri hiburan. Banyak yang mengalami tekanan untuk memenuhi standar yang ditetapkan, yang seringkali tidak realistis dan dapat berdampak negatif pada kesehatan fisik maupun mental.

Ketika menjadi trainee, individu sering merasa dihakimi setiap saat berdasarkan penampilan mereka. Dalam tahap ini, tekanan untuk mempertahankan berat badan yang ideal tidak hanya datang dari diri sendiri tetapi juga dari lingkungan di sekitar mereka yang menuntut kesempurnaan.

Tekanan tersebut dapat menyebabkan sejumlah masalah kesehatan. Dari masalah fisik seperti kelelahan berlebih hingga gangguan mental seperti kecemasan, setiap aspek kehidupan mereka terganggu oleh obsesi terhadap angka yang tertera di timbangan.

Pengalaman Negatif yang Mendalam Akibat Tekanan Budaya

Dalam pengalaman seorang mantan trainee, ia mengungkapkan bagaimana tekanan tersebut mengubah hidupnya secara drastis. Ia mengalami krisis kesehatan yang serius setelah pingsan akibat penurunan berat badan yang berlebihan, hal ini mengharuskan dirinya untuk masuk rumah sakit.

Ruam yang muncul tanpa sebab dan menyakitkan juga menambah derita dalam prosesnya untuk mencapai standar yang diharapkan. Selain itu, kondisi ini memicu gangguan kesehatan yang lebih serius seperti sindrom tuba eustachius patulous.

Ketidakpastian dan rasa cemas bertambah parah ketika mereka diharuskan untuk mengikuti rumus khusus dalam mengatur berat badan. “Aku merasa perhitungan ini seolah menyiksaku, membuatku terobsesi dengan angka,” ungkapnya.

Pukulan mental ini bahkan menyebabkan kecemasan yang lebih dalam, di mana gangguan panik sering kali menghantuinya. Perhitungan rumit yang mengikuti tinggi badan dalam sentimeter dikurangi 120, menjadi patokan yang sangat menyakitkan secara emosional.

Di pihak lain, mantan idola K-pop lainnya juga memberikan pengakuan serupa ketika bobot tubuhnya mencapai 50 kilogram. Ia merasa tidak memenuhi standar yang dianggap professional dalam industri tersebut.

Dampak Mental yang Dihasilkan oleh Standar yang Tidak Realistis

Seiring berjalannya waktu, dampak dari standar yang tidak realistis ini dapat mengakibatkan krisis identitas. Dalam dunia yang memprioritaskan penampilan, banyak yang kehilangan rasa diri mereka hanya untuk memenuhi ekspektasi publik.

Pola pikir ini menciptakan stigma di mana mereka yang berurusan dengan berat badan dianggap lemah atau tidak profesional. Banyak yang tidak menyadari betapa parahnya kondisi mental yang dialami, yang dapat berujung pada depresi serius.

Gejala depresi pada individu yang berjuang menjaga berat badan minimal sering kali muncul dalam bentuk rasa putus asa dan kehilangan minat pada hal-hal yang dulunya disukai. Kehidupan social mereka menjadi terputus dan interaksi pun berkurang, semuanya demi “rasio sempurna.”

Kesenjangan antara harapan dan realita sering kali hanya memperburuk kondisi mental, menciptakan lingkaran setan yang sulit untuk dipecahkan. Banyak dari mereka yang merindukan masa sebelum mendapatkan tekanan, saat merasa bebas dari beban standar yang ditetapkan.

Ketika berbicara tentang keseimbangan antara kesehatan mental dan fisik, definisi ideal setiap individu akan berbeda. Seharusnya, setiap orang memiliki hak untuk merasa baik dan nyaman dalam tubuh mereka sendiri tanpa tertekan oleh ekspektasi publik.

Mencari Jalan Kembali Menuju Kesehatan dan Kebahagiaan

Namun, ada harapan bagi individu yang bergelut dalam dunia ketat seperti ini. Peningkatan kesadaran mengenai pentingnya kesehatan mental dan fisik sedang berkembang, memberikan perspektif baru bagi banyak orang. Dukungan dari rekan, teman, dan komunitas dapat berperan besar dalam pembentukan kembali rasa percaya diri.

Langkah pertama adalah mengubah pola pikir dari obsesif dengan angka menjadi menghargai dan merayakan tubuh masing-masing. Setiap individu harus diarahkan untuk memahami bahwa kesehatan yang sebenarnya bukan hanya angka di timbangan tetapi bagaimana mereka merasa secara keseluruhan.

Pendidikan tentang nutrisi yang tepat dan pola kebiasaan sehat bisa menjadi alat yang sangat efektif untuk membantu individu kembali pada jalur yang benar. Fasilitas kesehatan mental juga harus menjadi bagian dari pendekatan ini untuk mendukung setiap individu untuk mencapai kebahagiaan yang lebih baik.

Dalam perjalanan ini, menjadi penting untuk berbagi pengalaman dan menciptakan ruang aman bagi yang lain untuk berbagi beban. Melihat dukungan satu sama lain dapat membuat perbedaan yang signifikan dalam proses pemulihan.

Meski perjalanan menuju penyembuhan dan pemulihan tidak mudah, dengan pendekatan yang tepat dan dukungan yang kuat, banyak yang dapat menemukan jalan mereka kembali menuju kesehatan dan kebahagiaan.

Related posts